Budak Cinta (Fiksi 1)
Aku melupakan bagian bagian kusut dalam kaset hidupku, begitulah pertemuan kita. Ada yang terluka, ada juga rasa bahagia, hidup memang akan selalu begitu. Terluka lalu bahagia, terluka lagi lalu bahagia, tidakkah kau lihat? Sungguh ku melihat banyak sekali bekat bekat melekat ditubuhku? Sejak tadi sebenarnya aku sedang sibuk mengira-ngira. Apa sebenarnya tujuan orang menulis? Lalu jawaban yang wara wiri melintas adalah menduplikasi fikiran. Seperti tombol copy paste, bedanya tak se'instan itu. Jika ada mesin terbaru yang bisa secanggih itu, bagaimana jika menduplikasi fikiran orang lain? Kita akan menemukan jawaban jawaban yang sebenarnya datang secara terpaksa, bukan datang tepat pada waktunya. Akh, hayalan ku.. Begitu singkat pertemuan kita untuk bisa disimpulkan secepat ini, hingga semua berdalih dalam sebuah kalimat "cinta tak pernah salah". Tentu saja begitu karena kau pengendalinya, kau yang mengarahkannya jadi sebenarnya dirimulah yang bersalah karena cinta. L...